Senin, 22 April 2013


Nama              : Anisatul Farihah
NIM                : 2222100242
Kelas               : V1A / Diksatrasia   
MK                  : Kajian Puisi
http://tunas63.files.wordpress.com/2008/08/puisi-kerawang-bekasi.gif?w=468&h=1022
SEJARAH KERAWANG BEKASI
Puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar adalah salah satu puisi yang ditulis pada tahun 1957. Puisi ini sebenarnya merupakan satu bentuk pengharapan batin sang penulis terhadap kondisi yang ada. Pengharapan tersebut didasarkan pada perlakuan terhadap para pahlawan yang gugur dan dimakamkan di sepanjang jarak Karawang – Bekasi.
Dengan kepiawaian yang dimilikinya, Chairil Anwar telah menuliskan segala apresiasinya terhadap kondisi dan perasaan para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangannya memberikan kemerdekaan bagi bangsa dan negaranya. Puisi Karawang Bekas karya Chairil Anwar merupakan satu cara untuk mengingatkan kita terhadap segala jasa dan perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
Dibayangkan oleh Chairil Anwar bahwa sebenarnya para pahlawan itu selalu berkomunikasi dengan kita, generasi penerus. Mereka selalu menginginkan agar kita melanjutkan segala perjuangan yang telah dilakukan. Mereka tidak ingin kemerdekaan yang telah didapatkan hilang begitu saja tanpa upaya untuk menjaga atau mengembangkan menjadi lebih baik. Puisi Karawang Bekasi karya Chairil Anwar seakan merupakan jembatan mereka untuk menghubungi kita, generasi muda.
Demikianlah sajak yang ditulis oleh Chairil Anwar (26 Juli 1922 – 28 April 1949) pada tahun 1948, untuk mengungkapkan perasaannya terhadap situasi perang melawan tentara Belanda waktu itu. Sajak ini dapat diresapi dan dimengerti maknanya, apabila kita berdiri di hadapan makam dari ratusan korban pembantaian tentara Belanda di Monumen Rawagede, Desa Balongsari, dekat Karawang, dan mendengarkan berbagai kisah pilu dari para korban, janda korban dan anak-cucu korban pembantaian.
Pembantaian Rawagede adalah peristiwa pembantaian penduduk Kampung Rawagede (sekarang terletak di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang), di antara Karawang dan Bekasi, oleh tentara Belanda pada
tanggal 9Desember 1947 sewaktu melancarkanagresi militer pertama. Sejumlah 431 penduduk menjadi korban pembantaian ini.
Ketika tentara Belanda menyerbu Bekasi, ribuan rakyat mengungsi ke arah Karawang. Pertempuran kemudian berkobar di daerah antara Karawang dan Bekasi, mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dari kalangan sipil. Pada tanggal 4 Oktober 1948, tentara Belanda melancarkan pembersihan. Dalam peristiwa ini 35 orang penduduk Rawagede dibunuh tanpa alasan jelas. Peristiwa dikira menjadi inspirasi dari sajak terkenal Chairil Anwar berjudul Antara Karawang dan Bekasi, namun ternyata dugaan tersebut tidak terbukti.
Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag menyatakan pemerintah Belanda harus bertanggung jawab dan membayar kompensasi bagi korban dan keluarganya.
            Di Jawa Barat, sebelum Perjanjian Renville ditandatangani, tentara Belanda dari Divisi 1 yang juga dikenal sebagai Divisi 7 Desember melancarkan pembersihan unit pasukan TNI dan laskar-laskar Indonesia yang masih mengadakan perlawanan terhadap Belanda. Pasukan Belanda yang ikut ambil bagian dalam operasi di daerah Karawang adalah Detasemen 3-9 RI, pasukan para (1e para compagnie) dan 12 Genie veld compagnie, yaitu brigade cadangan dari pasukan para dan DST (Depot Speciaale Troepen).
Sekitar 130.000 tentara Belanda dikirim ke bekas Hindia Belanda, sekarang Indonesia.Dalam operasinya di daerah Karawang, tentara Belanda memburu Kapten Lukas Kustaryo, komandan kompi Siliwangi - kemudian menjadi Komandan Batalyon Tajimalela/Brigade IIDivisi Siliwangi - yang berkali-kali berhasil menyerang patroli dan pos-pos militer Belanda. Di wilayah Rawagede juga berkeliaran berbagai laskar, bukan hanya pejuang Indonesia namun juga gerombolan pengacau dan perampok.
Pada 9 Desember 1947, sehari setelah perundingan Renville dimulai, tentara Belanda di bawah pimpinan seorang mayor mengepung Dusun Rawagede dan menggeledah setiap rumah. Namun mereka tidak menemukan sepucuk senjata pun. Mereka kemudian memaksa seluruh penduduk keluar rumah masing-masing dan mengumpulkan di tempat yang lapang. Penduduk laki-laki diperintahkan untuk berdiri berjejer, kemudian mereka ditanya tentang keberadaan para pejuang Republik. Namun tidak satu pun rakyat yang mengatakan tempat persembunyian para pejuang tersebut.
Pemimpin tentara Belanda kemudian memerintahkan untuk menembak mati semua penduduk laki-laki, termasuk para remaja belasan tahun. Beberapa orang berhasil melarikan diri ke hutan, walaupun terluka kena tembakan. Saih, kini berusia 83 tahun menuturkan bahwa dia bersama ayah dan para tetangganya sekitar 20 orang jumlahnya disuruh berdiri berjejer. Ketika tentara Belanda memberondong dengan senapan mesin –istilah penduduk setempat: "didrèdèt"- ayahnya yang berdiri di sampingnya tewas kena tembakan, dia juga jatuh kena tembak di tangan, namun dia pura-pura mati. Ketika ada kesempatan, dia segera melarikan diri.
Hari itu tentara Belanda membantai 431 penduduk Rawagede. Tanpa ada pengadilan, tuntutan ataupun pembelaan. Seperti di Sulawesi Selatan, tentara Belanda di Rawagede juga melakukan eksekusi di tempat (standrechtelijke excecuties), sebuah tindakan yang jelas merupakan kejahatan perang. Diperkirakan korban pembantaian lebih dari 431 jiwa, karena banyak yang hanyut dibawa sungai yang banjir karena hujan deras.
Seorang veteran tentara Belanda yang tidak mau disebutkan namanya dari desa Wamel, sebuah desa di propinsi Gerderland, Belanda Timur mengirim surat kebata korban perang sebagai berikut: Dari arah Rawa Gedeh tentara Belanda ditembaki. Maka diputuskanlah untuk menghajar desa ini untuk dijadikan pelajaran bagi desa-desa lain.Saat malam hari Rawa Gedeh dikepung. Mereka yang mencoba meninggalkan desa, dibunuh tanpa bunyi (diserang, ditekan ke dalam air sampai tenggelam; kepala mereka dihantam dengan popor senjata dll)Jam setengah enam pagi, ketika mulai siang, desa ditembaki dengan mortir. Pria, wanita dan anak-anak yang mau melarikan diri dinyatakan patut dibunuh: semuanya ditembak mati. Setelah desa dibakar, tentara Belanda menduduki wilayah itu. Penduduk desa yang tersisa lalu dikumpulkan, jongkok, dengan tangan melipat di belakang leher. Hanya sedikit yang tersisa. Belanda menganggap Rawa Gedeh telah menerima pelajarannya.Semua lelaki ditembak mati oleh pasukan yang dinamai Angkatan Darat Kerajaan. Semua perempuan ditembak mati, padahal Belanda negara demokratis. Semua anak ditembak mati.
Desa Wamel pada tanggal 20 September 1944 diserbu tentara Jerman. 14 warga sipil tewas dibunuh secara keji oleh tentara Jerman. Nampaknya dari peristiwa Wamel ini, sang veteran menulis surat penyesalan tersebut.
Hujan yang mengguyur mengakibatkan genangan darah membasahi desa tersebut. Yang tersisa hanya wanita dan anak-anak. Keesokan harinya, setelah tentara Belanda meninggalkan desa tersebut, para wanita menguburkan mayat-mayat dengan peralatan seadanya. Seorang ibu menguburkan suami dan dua orang putranya yang berusia 12 dan 15 tahun. Mereka tidak dapat menggali lubang terlalu dalam, hanya sekitar 50 cm saja. Untuk pemakaman secara Islam, yaitu jenazah ditutup dengan potongan kayu, mereka terpaksa menggunakan daun pintu, dan kemudian diurug tanah seadanya, sehingga bau mayat masih tercium selama berhari-hari.
Pimpinan Republik kemudian mengadukan peristiwa pembantaian ini kepada Committee of Good Offices for Indonesia (Komisi Jasa Baik untuk Indonesia) dari PBB. Namun tindakan Komisi ini hanya sebatas pada kritik terhadap aksi militer tersebut yang mereka sebut sebagai “deliberate and ruthless”, tanpa ada sanksi yang tegas atas pelanggaran HAM, apalagi untuk memandang pembantaian rakyat yang tak bedosa sebagai kejahatan perang (war crimes).
Tahun 1969 atas desakan Parlemen Belanda, Pemerintah Belanda membentuk tim untuk meneliti kasus-kasus pelanggaran/penyimpangan yang dilakukan oleh tentara tentara kerajaan Belanda (KL, Koninklijke Landmacht dan KNIL, Koninklijke Nederlands-Indische Leger) antara tahun 1945 – 1950. Hasil penelitian disusun dalam laporan berjudul “Nota betreffende het archievenonderzoek naar gegevens omtrent excessen in Indonesiė begaan door Nederlandse militairen in de periode 1945-1950”, disingkat menjadi De Excessennota. Laporan resmi ini disampaikan oleh Perdana Menteri de Jong pada 2 Juni 1969. Pada bulan Januari 1995 laporan tersebut diterbitkan menjadi buku dengan format besar (A-3) setebal 282 halaman. Di dalamnya terdapat sekitar 140 kasus pelanggaran/ penyimpangan yang dilakukan oleh tentara Belanda. Dalam laporan De Excessen Nota yang hampir 50 tahun setelah agresi militer mereka- tercatat bahwa yang dibantai oleh tentara Belanda di Rawagede hanya sekitar 150 jiwa. Juga dilaporkan, bahwa Mayor yang bertanggungjawab atas pembantaian tersebut, demi kepentingan yang lebih tinggi, tidak dituntut ke pengadilan militer.
Di Belanda sendiri, beberapa kalangan dengan tegas menyebutkan, bahwa yang dilakukan oleh tentara Belanda pada waktu itu adalah kejahatan perang (oorlogs-misdaden) dan hingga sekarang masih tetap menjadi bahan pembicaraan, bahkan film dokumenter mengenai pembantaian di Rawagede ditunjukkan di Australia. Anehnya, di Indonesia sendiri film dokumenter ini belum pernah ditunjukkan.
Pembantaian di Sulawesi Selatan dan di Rawagede serta berbagai pelanggaran HAM berat lain, hanya sebagian kecil bukti kejahatan perang yang dilakukan oleh tentara Belanda, dalam upaya Belanda untuk menjajah kembali bangsa Indonesia, setelah bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
Namun hingga kini, Pemerintah Belanda tetap tidak mau mengakui kemerdekaan RI adalah 17.8.1945. Pemerintah Belanda tetap menyatakan, bahwa pengakuan kemerdekaan RI telah diberikan pada 27 Desember 1949, dan hanya menerima 17.8.1945 secara politis dan moral –de facto- dan tidak secara yuridis –de jure- sebagaimana disampaikan oleh Menlu Belanda Ben Bot di Jakarta pada 16 Agustus 2005.
Semangat perjuangan mereka begitu bergelora, walau kemudian mereka terpaksa harus mati muda. Tetapi, semangat kepahlawanan mereka tidak pernah padam. Setiap saat, rasanya mereka bangkit dan ikut maju ke medan perang. Bagi mereka, pekerjaan belumlah selesai. Mereka sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi kematian telah menyergap mereka sehingga tidak dapat lagi membuat perhitungan atas gugurnya 4 sampai 5 ribu sahabat mereka.
Kenang, kenanglah kami, adalah sebagian ungkapan yang dituliskan oleh Chairil Anwar sebagai bentuk harapan tulus. Mereka hanya ingin keberadaan mereka tidak dilupakan begitu saja sebab bagi mereka negeri ini adalah jiwanya.
Pengharapan para pahlawan tidak pernah berbatas. Mereka tetap berharap untuk dapat menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir. Mereka tidak rela para pimpinan negeri mengalami hal-hal yang tidak diinginkan. Oleh karena itulah, mereka menitipkan dan berharap agar para pimpinan tetap dijaga.
Meskipun mereka telah terbaring dalam pemakaman sepanjang jarak antara Karawang-Bekasi, tetapi mereka tetap memberikan semangat perjuangan yang tidak ada habisnya. Inilah pengharapan tak berbatas yang sepertinya ingin mereka katakan. Walaupun sebenarnya, mereka telah menjadi tulang belulang yang berserakan antara Karawang-Bekasi.

SUMBER BACAAN

Rabu, 03 April 2013

GALAU


Entah mengapa kata galau ini tidak akan habis dirasakan orang banyak. Kata galau bukan hanya putus cinta yang selalu di pikirkan karena putus cinta, tapi ada banyak galau-galau yang lain yang membuat kita enggan berbuat selain melamun yang telah dirasakan. Galau banyak macam bisa jadi galau dalam pekerjaan, sekolah bahkan keluarga serta masih banyak galau-galau yang lain yang mengintai.
          Tahu kah bahwa galau sebenarnya bernuansa dengan stress kemudian pemikiran itu jadi kelabu yang ada putus asa dan tak tahu arah, dan tahu kan kenapa galau bisa datang, jawabnya adalah dirimu sendiri jika galau datang itu juga kehendakmu tapi jika ingin melepas galau itu juga termasuk kehendak, sugesti juga sama dengan kehendak. Jadi, apa yang kamu pikirkan saat itu ya termasuk yang kau sugestikan dan itu artinya yang kamu kehendaki.
          Bagaimana cara melepas galau? Ia jawabnya adalah move on, artinya ketika kamu berkehendak galau. Nah, disitu juga kamu mulai bergerak untuk tidak lagi galau atau keputus asaan. Tahukan bahwa sebenarnya galau juga termasuk labil? seperti anak remaja saja, katanya anak remaja itu bukan anak kecil lagi namun belum pantas dikatakan dewasa, artinya melepas ke kanak-kanakan dan mencetus kedewasaan. Untuk melewati kedewasaan itu biasanya anak remaja selalu disertai belengggu-belenggu dan kegalauan itu agar dia berfikir dan membedakan mana yang baik dan yang tidak baik. Setelah semua sudah terlewati maka ia akan mendapat pengalaman yag sebelumnya pernah dirasakan.
          Bagaimana jika galau dirasakan pada orang dewasa? Wah.. wah.. kayanya tak wajar itu dirasakan oleh orang dewasa karena mereka sudah banyak pengalaman. Jadi apapun ya harus bergerak terjadi memang sering terjadi kegalauan dalam hidup kita dan tidak harus remaja anak labil ABG. Tapi, tidak menutup kemungkinan orang dewasa dan remaja juga jangan berlarut dalam kegaluan ya tentu kita harus bergerak,, move on kembali..
          Bagaimana mengatasinya?? Carilah sesutau yang buatmu tenang dan tentram dalam hati, secara ketentuan yang dalam katagori islam mengatakan jika kamu gelisah atau galau melanda dalam pikiran dan hati mu hendaknya kamu berwudhu, salat dan mengaji itu agar menenangkan hati dan pikiranmu. Namun, bisa juga kamu lakukan hal yang lain seperti jalan-jalan dengan kawan yang dianggap nyaman oleh mu.
          Oke, kalau begitu selamat bermove on dan selamat tinggal galau.

Senin, 18 Maret 2013


MENGATASI STRES DALAM SEPULUH MENIT

Banyak orang pasti merasakan stres yang tidak pernah ia inginkan, karena stres bisa terjadi kepada siapapun dan kapan saja terjadi, stres merangsang pelepasan hormon-hormon ardenalin, noradenalin dan kortisol yang terus menerus yang pada akhirnya mengikis tubuh seperti hujan asam yang terus menerus mengguyur. Jika hal itu terus-menerus terjadi maka dampaknya adalah stres kronis bersamaan seperti sikap-sikap permusuhan, kemarahan dan depresi yang membuat kita sakit yang pada akhirnya dapat membunuh kita.
          Ketika masih kecil, kita melakukan beberapa hal sederhana untuk menghilangkan kesedihan. Misalnya makan permen, menghisap jempol, atau lainnya. Ketika dewasa, rasanya tidak bisa semudah itu menghilangkan stres.
Stres adalah jiwa yang paling populer di abad ini, coba Anda ingat-ingat kembali beberapa orang yang Anda jumpai mengatakan bahwa mereka sedang mengalami stres atau mungkin Anda sendiri sedang mengalaminya? Stres bukan penyakit, tapi jika Anda tidak dapat mengatasinya dalam waktu tertentu, Anda akan terkena masalah kesehatan. Hal-hal ini dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik dan mental seperti: depresi, gelisah, gugup, tidak dapat fokus untuk waktu yang lama dan keletihan yang berkepanjangan. Jika ada hal-hal diatas yang Anda rasakan... hmmm, saya rasa Anda perlu segera merubah aktivitas Anda sehari-hari baik di tempat kerja, kampus, maupun dihidup Anda secara keseluruhan.
          Kita semua pasti pernah berurusan dengan stres. Apakah itu dari pekerjaan kita, kehidupan keluarga, drama dengan teman-teman, masalah hubungan, atau keuangan. Ketika tahap stress tersebut masih sedikit hal itu bukan merupakan masalah besar, akan jadi besar jika Anda mengalami stress yang berat.
`         Riset membuktikan bahwa stres yang Anda rasakan lebih dirasakan pada persepsi Anda tentang seseorang, tempat atau kejadian, bukannya pada kejadian itu sendiri. Cara efektif untuk mengontrol pikiran dan emosi yakni: stres dapat dihindari jika Anda mulai merasa stres maka hindarkan agar tidak terjadi, buatlah usaha yang nyata untuk mengalahkan fokus Anda dari pikiran yang berpacu pada emosi yang terganggu ke daerah jantung Anda. Ingatlah satu perasaan yang positif dan menyenangkan atau saat-saat dalam hidup Anda yang membangkitkan. Dengan menggunakan intuisi, pikiran sehat dan kesungguhan tanyakan pada diri Anda, respon apa yang lebih efesien terhadap situasi semacam itu, hal ini agar meminimalkan ketegangan yang akan terjadi, kemudian dengarkan apa yang dikatakan hati Anda sebagai jawaban atas pertanyaan Anda.

1. Melampiaskan Emosi Anda
          Berapa kalikah Anda mendengar orang mengatakan, “Rasanya enak mengeluarkan kemarahan dan menyuruh seseorang itu untuk pergi.”  Memang enak pada saat Anda mengeluarkan emosi. Melampiaskan emosi memang gampang-gampang susah. Mengeluarkannya biasanya lebih baik daripada menahannya. Masalahnya adalah pelampiasan emosi terkadang dibarengi konsekuansi lain yaitu stres tambahan dan keributan lain yang harus dibereskan nantinya.
Tips Mengendalikan Emosi yakni:
1.     Kenali emosi Anda
Ketahui apa yang Anda rasakan, apakah senang, sedih, takut, atau marah. Dengan mengenali baik-baik apa yang sebenarnya Anda rasakan, Anda akan lebih mudah memahami cara menuntaskannya.
Rasa cemburu, misalnya, merupakan penjelmaan dari rasa takut, takut tidak mampu terlihat lebih baik dari orang lain, atau merasa dijauhi karena tak bisa menjadi yang terbaik.
2.     Bila Marah, segera Istighfar dan Ambillah Wudhu
Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan itu dijadikan dari api, dan yang dapat memadamkan api hanyalah air, maka apabila seseorang dalam keadaan marah, hendaklah segera berwudhu.
Jika marah datang, lemahkan daya marahnya, cabut substansinya, dan lindungi diri dari akibat-akibatnya, sehingga jika hal itu menimpa, kita menaati peraturan akal. Dengan demikian kekuatan wudhu sesungguhnya merupakan jawaban yang paling tepat mengenai cara untuk melakukan hal tersebut.
Kebersihan dan kejernihan air wudhu dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan panasnya temperatur tubuh ketika tengah marah. Kesucian air wudhu yang dapat mensucikan angota tubuh serta jiwa dapat menghilangkan dorongan-dorongan amarah ke arah yang negatif, merusak, dan dapat mengarahkan daya amarah kepada keberanian, keadilan dan kebenaran
3.     Jangan Dipendam
Anda mungkin takut tidak dapat menahan diri atau membuat orang lain tersinggung jika Anda meluapkan emosi Anda. Namun memendam emosi seorang diri bukanlah hal yang baik bagi kesehatan psikis Anda. Ada kalanya Anda harus mengekspresikan apa yang ada dalam benak Anda, melalui curhat bersama seorang sahabat atau mengungkapkannya melalui hobi.
4.     Berkaca dari Pengalaman
Pernahkah Anda terlibat dalam masalah baru saat Anda tidak lagi mampu untuk menahan emosi? Menghajar seorang rekan kerja, misalnya? Atau mengalami kecelakaan saat kebut-kebutan di jalanan untuk melampiaskan emosi?
Lain kali jika Anda ingin mengeluarkan emosi dengan cara yang nekat, ingatlah resiko yang harus Anda hadapi dipengalaman sebelumnya. Anda pasti tidak ingin mendapat masalah baru dan menambah amarah, kan?
5.     Cari Ketenangan
Asingkan diri sejenak dari keramaian, beberapa menit saja hingga Anda dapat meredakan emosi yang menguasai benak Anda. Duduk, berdiri, atau berbaring, carilah posisi yang paling nyaman untuk menenangkan diri.
Kemudian pikirkan baik-baik apa yang melintas dibenak Anda. Apakah Anda merasa takut dikeluarkan dari pekerjaan, menyakiti perasaan sahabat, atau merasa gagal dengan rencana yang telah lama dibuat, ketahui dengan jelas dugaan apa yang membuat Anda merasa stress.
6.     Segera Cari Solusi Setelah Emosi Reda
Setelah menenangkan diri dan menurunkan kadar emosi di diri Anda, kini saatnya untuk mencari sejumlah opsi sebagai solusi untuk permasalahan Anda.
 Buat beberapa pilihan agar Anda memiliki opsi cadangan jika salah satunya gagal.

 2. Membangun Kebiasaan Emosi Yang Baik
Ketika Anda untuk pertama kalinya mulai membangun kekuatan dan kepercayaan diri dalam keahlian baru, Anda cenderung kalah dengan adanya penolakan diri dalam diri Anda. Dengan kata lain, Anda akan cenderung kembali ke kebiasaan lama. Bila Anda melakukan kebiasaan lama tersebut, Anda akan semakin menyadari betapa kuat berakarnya kebiasaan tesebut. Anda kemudian berkata pada diri sendiri, “Saya sudah tahu”.
Anda melakukan kebiasaan ini pada saat Anda tidak menyadarinya dan tidak melihat alternatif lain. Tetapi kini Anda menyadarinya dan memilih alat yang hebat untuk membantu Anda.
          Sekali Anda membangun kekuatan dengan apa yang sudah Anda praktekan sendiri, itu menjadi milik Anda yakni keahlian yang didapat yang bisa Anda andalkan dan kembangkan lagi dan lagi. Ini adalah kekuatan untuk memilih reaksi yang Anda inginkan baik secara mental maupun emisional dalam situasi hidup yang Anda hadapi, yang juga merupakan satu kemajuan besar dalam menghilangkan kerugian akibat stres diri Anda.
          Saat stres melanda, yang terpikirkan oleh Anda adalah pergi berlibur sesegera mungkin. Tapi bila keadaan tidak memungkinkan, ada cara cepat dan tepat untuk hilangkan stres.
          Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan stres. Menariknya, hal tersebut hanya membutuhkan waktu kurang lebih 10 menit. Mau tahu?
Meditasi
Ambil waktu 10 menit untuk bermeditasi. Ini merupakan cara ampuh untuk menenangkan pikiran. Pergilah ke tempat yang tenang, tutup mata Anda dan fokus pada pernafasan. Anda banyak cara meditasi yang dapat Anda lakukan, carilah yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.
Berjalan-jalan
Dengan berjalan kaki dapat membantu Anda menjernihkan pikiran, sehingga emosi pun akan stabil. Nikmati pemandangan di sepanjang jalan, hal itu akan membuat pikiran lebih segar.
Buatlah jurnal
Mengekspresikan perasaan dengan menuangkannya dalam sebuah jurnal, dapat membantu melepaskan emosi dan pikiran di atas kertas. Luangkan 10 menit waktu Anda untuk menulis apa saja yang ingin Anda tulis.
Beberapa hari kemudian, baca kembali jurnal tersebut dan renungkanlah. Cari solusi yang tepat untuk masalah tersebut. Selain dapat melampiaskan emosi, Anda pun dapat mengidentifikasi masalah tersebut.
Main dan rangsang
Main dan rangsang disini bukan berarti hal-hal yang negatif. Saat stres tidak dapat dibendung, istirahatkan diri dengan permainan yang merangsang otak seperti, rubik, puzzle, solitaire dan teka-teki silang. Permainan otak ini dapat mengalihkan pikiran Anda dari hal yang membuat stres. Permainan ini sangat menyenangkan, sehingga Anda harus pintar-pintar membatasi diri. Jangan sampai lupa akan pekerjaan karena terlalu asyik bermain.


Bayangkan liburan
Sisihkan waktu 10 menit untuk membayangkan hal-hal yang menyenangkan, seperti tempat liburan favorit, kenangan masa kecil atau orang yang Anda sayangi. Hal tersebut terbukti mampu menenangkan pikiran Anda.

3. Mengatasi Stres Dengan Mendengarkan Musik
Selain berfungsi sebagai hiburan, alunan musik ternyata juga bisa memberikan perubahan suasana hati dan efek relaksasi bagi yang mendengarkannya. Mendengarkan musik dari penyanyi-penyanyi favorit Anda mungkin akan dapat mengusir rasa penat dan sejenak melupakan masalah hidup yang sedang Anda hadapi. Nah untuk mencegah hal tersebut kita harus mempunyai jurus jitu untuk menghilangkan stress yang Anda emban sekarang ini. Sebenarnya untuk mengatasi stress pada setiap orang itu berbeda beda.
Namun, sebuah studi membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat saat ini memilih musik untuk melampiaskan stress mereka. Bisa diakui mendengarkan musik bisa menjadi sarana pengontrolan emosi yang sedang tren saat ini, entah dimana saja Anda berada. Di saat suntuk anda kebanyakan akan memutar musik lewat handphone atau ipod kalian. Namun hal ini bukan hanya omong kosong karena akuilah tanpa Kamu sadari musik adalah hal yang kalian butuhkan di saat-saat jenuh. Terlebih lagi ketika kalian sedang stress karena suatu permasalahan. Kalian akan memutar musik dengan volume tinggi! Entah itu di kamar sambil ikut menyanyi menjerit jerit dan berjingkrak jingkrak dengan musik bertempo cepat! Mengapa? Awalnya Anda pasti berharap jika rasa kekesalan dan rasa jenuh Anda akan hilang seiring dengan mengalunnya musik tersebut. Tidak perduli genre musik apa yang sedang Anda dengarkan. Hal  itu terbukti! Setelah mendengarkan musik yang volume keras, beban perasaan Anda pun semakin berkurang.
Musik itu sendiri merupakan sebuah susunan instrumen yang membentuk suatu nada indah yang selaras. Saat mendengarkan musik otak akan mengambil peran penting saat itu. Otak akan bekerja dan menafsirkan aliran musik sehingga dapat menguasai prasaan Anda. Nantinya otak kita akan meningkatkan kadar berbagai macam zat kimiawi seperti Endorphin yang lalu akan disebarkan ke seluruh tubuh.
Musik memang kaya akan manfaat. Pada zaman dahulu saja musik digunakan sebagai terapi untuk menyembuhkan penyakit jiwa. Hal  tersebut masih berlangsung hingga sekarang. Sebuah studi mengungkapkan ada sekitar sepertiga orang di muka bumi ini mendengarkan musik untuk menimbulkan rasa semangat saat mereka sedang bekerja. Satu dari empat orang mengaku mendengarkan musik disaat dalam perjalanan mereka ke kantor untuk menghilangkan stress.
Memutar musik yang volumenya keras, terlebih musik tersebut adalah musik favorit Anda. Anda akan terbawa suasana dan diharapkan juga ikut menyanyi serta menghayati musik yang mengalun. Jika berhasil, musik yang Anda dengarkan akan membantu Anda memperlancar peredaran darah, menurunkan tekanan darah, meringankan trauma yang Anda derita dan juga menghilangkan keluhan dan depresi Anda secara bertahap. Nah, tunggu apa lagi? Let’s play the music!.
Demikian paparan artikel yang baru saja disajikan, semoga bermanfaat bagi pembaca, karena tanpa kita ketahui perlu adanya informasi untuk mengatasi hal-hal yang belum kita ketahui. Selamat mencoba!
Sumber Data
Doc. Children. 2001. Mengatasi Stres Dalam Satu Menit. Jakarta: Prestasi
Pustaka.

Sabtu, 21 April 2012

Nama : Anisatul Farihah Nim : 2222100242 Kelas : 4 A / Diksatrasia APRESIASI DRAMA SANG KURIANG Karya : Utuy Tatang Sontani

Tugas kali ini membaca drama Sang Kuriang karya Utuy Tatang Sontani, halaman buku berjumlah 57 halaman ini mengisahkan cerita yang berbeda yakni dalam bentuk penulisannya berupa pantun dan gurindam, bukan tulisan yang bisanya saya baca sebelum membaca drama sang kuriang. Dalam drama ini ada penambhan tokoh yakni Arda Lepa yang sering disebut mamang oleh Dayang Sumbi, menurut Bahasa Indonesia mamang atau paman adalah adik dari orangtua laki-laki atau perempuan. Paman tersebut hanya sebutan saja atau adik dari orangtua Dayang Sumbi 
Dalam  drama Sang Kuriang, tokoh Sangkuriang merupakan lelaki yang pantang menyerah. Kematian Dayang Sumbi tidak membuatnya menyerah, misalnya dengan mengakui Dayang Sumbi sebagai ibunya. Malahan, kematian Dayang Sumbi dengan bunuh diri dianggap tantangan baginya sehingga ia menerima tantangan itu dengan melakukan bunuh diri pula.
Dalam drama ini terdapat beberapa lakon atau peran yakni:
·         Lakon pertama: Dayang Sumbi sudah bicara kepada Sang Kuriang bahwa ia adalah ibunya.
·         Lakon kedua: si Tumang belum terbunuh setelah mengetahui bapak sangkuriang yang dayang sumbi ceritakan. Dalam lakon kedua ini ada tokoh baru yakni Raja Siluman yang membisikan pikiran sangkuriang. Bujang atau bibi yang selalu menemani dayang sumbi. Pada saat tumang bapak dari sangkuriang ingin memeluk, ditikam atau dibunuh oleh sangkuriang.
·         Lakon tiga: sangkuriang tetap memaksa ingin menikahi Dayang Sumbi, walaupun ibunya tersebut sudah menceritakan bahwa ia anaknya. kemudian Dayang Sumbi meminta syarat walau sebenarnya hatinya tidak menginginkan menikah dengan anaknya. Persyaratan itu membuat bendungan Citarum dan perahu untuk berlayar diatasnya. Harus sudah selesai sebelum fajar.
·         Lakon pertama: perahu dan telaga hampir selesai bekerja di malam hari, Dayang Sumbi seorang ibu merasa takut, cemas dan khawatir. Kemudian meminta Arda Lapa untuk membaka hutan agar api besinar-sinar menyerupai sinar fajar. Agar sangkuriang merasa fajar telah tiba dan merasa kesiangan.
·         Lakon kedua: Sang Kuriang merasa kesiangan. Namun tekadnya sangat keras. Ia mengejar Dayang Sumbi untuk dinikahi. Dayang Sumbi berlari dan bunuh diri dengan kujang (senjata penikam hasil kebudayaaan Sunda). Kemudian Sang Kuriang bunuh diri karena ingin terus mengejar Dayang Sumbi.
ini termasuk drama duka, yang menggambarkan kejatuhan atau keruntuhan tokoh utama, juga melukiskan tikaian diantara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan—tragedi. Dialog dalam drama ini amat mirip dengan pantun, dimana dalam dialognya yang kebanyakan empat baris lariknya sama (a, a, a, a) atau baris pertama sama dengan baris ketiga, yang baris kedua sama dengan baris keempat (a, b, a, b).
Awal mula sangkuriang terlahir karena pada saat Dayang Sumbi sedang merajut atau menenun, taropongnya terjatuh karena Dayang Sumbi mengantuk maka ia meminta kepada seseorang untuk mengambilnya ketika itu dia menjanjikan ucapannya yakni barang siapa yang berhasil mengambil taropong (alat tenun yang sewaktu menenun tidak boleh lepas dari tangan si penenun) jika ia perempuan akan dijadikan saudara sedangkan jika ia laki-laki akan dijadikan suami. Andai saja dayang sumbi tidak berbicara seperi itu mungkin tak akan ada pernikahan dengan si tumang dan mungkin tak ada sangkuriang, dayang sumbi dalam cerita drama tersebut tekesan seperti malas untuk mengambil taropong, Tanpa Dayang Sumbi pikirkan dengan ucapannnya itu akhirnya taropong ditemukanlah oleh si tumang anjing hitam, mau tak mau Dayang Sumbi harus menikahi si Tumang itu dan kemudian melahirkan anak bernama sangkuriang. Oleh karena itu pesan yang tersampai kepada saya pembaca adalah jangan malas untuk melakukan sesuatu walau itu berat dan jangan sesekali berbicara yang menjanjikan akan tetapi tak sanggup untuk melakukannya.
Sebuah kisah cerita yang aneh untuk saya ulas, seorang anak tega ingin menikahi ibunya sendiri. Memang di maklumi puluhan tahun ibu dan anak tersebut berpisah antara jarak dan waktu, tapi dengan adanya bukti-bukti yang benar dan akurat harusnya sang kuriang memikirkan kembali niat buruknya itu. Apalah arti cinta kalau hanya sepihak saja, jangan terlalu memaksakan diri karena nafsu birahi yang berlebihan. Semuanya hanya akan membuat kesengsaraan dan tidak akan mendapat hasil yang baik. Apa yang dilakukan Dayang Sumbi dengan cara memberikan syarat benar adanya yakni dengan membuat telaga citarum dan perahu dalam jangka hanya satu malam saja, dayang sumbi mengira kalau sangkuriang tidak akan mampu malakukannya tapi ternyata tidak demikian justu sangkuriang menyanggupi hal itu karena ia di bantu oleh raja siluman, hampir saja selesai namun kehawatiran dan kecemasan dayang sumbi mulai tak karuan, akhirnya ia menyuruh Arda Lepa untuk membakar hutan agar sangkuriang mengira hari sudah terbit fajar. Seandainya saja tidak ada pembakaran hutan pasti dayang sumbi dinikahi oleh sangkuriang yang bersikeras itu. kalau dianalogikan berarti Dayang Sumbi memberi harapan kepada Sang Kuriang dengan memberi persyaratan, siapa laki-laki yang tidak takut dengan tantangan,  apa yang ia inginkan kalau sudah kuat pasti akan ia perjuangkan. Jangan main-main dengan perbuatan. Karangan drama utuy tatang sontani ini memberi pesan yang sama bahwa anak tidak boleh menikahi ibunya yang melahirkan, bagaimana atau bentuk apapun, Seorang ibu harus kita patuhi atas pengorbanannya yang melahirkan kita di dunia. Pada saat rasul ditanya oleh sahabat, “ya rasul siapa orangtua paling harus aku hormati, kemudian rasul menjawab dengan sebutan ibu sebanyak tiga kali, kemudian yang keempatnya adalah sebutan bapak. Sungguh besar perjuangan ibu sampai-sampai ia harus bertaruh nyawa untuk melahirkan kita didunia. Oleh karenanya apabila masih ada ibu kita tentu sayangi dan hormatinya dengan setulus serta sepenuh hati. Karena hanya ibu yang benar-benar sayangnya tak terbalas.